Sebuah
bangsa akan bisa menjadi bangsa yang kuat bila para pemudanya mampu mengatur
dan mempunyai pola pikir bergerak kearah dialektis, yaitu saat mahasiswa bisa
mengerucutkan banyaknya permasalahan bangsa yang kompleks menjadi sesuatu yang
dapat dicerna oleh banyak pihak termasuk masyarakat. Dalam kancah berpikir
mahasiswa selayaknya haruslah selalu memegang prinsip kebenaran objektif atau
kebenaran yang tidak berpihak pada subjek atau pelaku. Pendidikan berpolitik
layaklah diberikan pada mahasiswa dikarenakan dengan berpolitik kaum
intelektual muda ini akan bisa mengubah sebuah keadaan sosial masyarakat yang
dikendalikan oleh sebuah kebijakan pemerintah. Saat ini dalam banyak
mainstream, bahwa berpolitik merupakan pekerjaan kotor yang hanya memang untuk
menguntungkan diri sendiri ataupun golongan tertentu ini diamini oleh perkataan
dari Soe Hok Gie yang pernah berucap “politik itu tai kucing” meskipun beliau
mengatakan politik itu tai kucing, Gie (sapaannya) juga pernah berkata “jika
memang keadaan ini tidak bisa diubah lagi maka terjunlah kesana (berpolitik)”.
Ini salah satu indikator yang menunjukan berpolitik itu merupakan hal penting
saat krisis moral dan krisi kepemimpinan terjadi saat ini, mahasiswa haruslah
lebih dewasa dalam mengkritisi keadaan yang sedang berlangsung dalam
masyarakat, negara ini telah melupakan perjuangan sejarah mereka tanggala 17
Agustus 1945 dimana saat proklamasi dikumandangkan ini menandakan akan terjadi
sebuah perubahan signifikan dari kondisi negara terjajah dan dimlaratkan serta
dibodohkan menuju negara gemah loh jinawi karto tentrem kerto raharjo.
Kesadaran
generasi muda untuk mengubah harus tetap
dihidupkan dikobarkan serta selalu dirawat semangatnya, pintu gerbang
kesejahteraan serta keadilaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih jauh
dan perjuangan revolusioner harus ditegakkan dibumi pertiwi. Dalam hal ini
mahasiswa berperan sangat penting untuk indonesia kedepan, pemimpin-pemimpin
dalam birokrasi adalah roda yang menggerakkan arus dalam masyarakat dan saat
roda-roda ini mulai tak berjalan maka segera mungkin diadakan sebuah tindakan
untuk menggantinya, ini lah tugas mahasiswa revolusioner kelak menjadi
penyokong dan penggerak arus masyarakat. Agar semua itu tercapai maka sebuah kekekuasaan
harus didapatkan tertlebih dahulu untuk memegang kendali nahkoda kebijakan.
Membentuk karakater mahasiswa yang revolusioner dan berani berteriak dan
bertindak saat ditindas ialah modal awal gerakan pembaharuan negara ini, untuk
mencapai segala hal diatas diperlukan sebuah tahapan belajar. Lenin pernah
berkata “Tidak ada perjuangan revolusioner tanpa teori revolusioner” ini adalah
sebuah tamparan besar bagi mahasiswa jika melakuakan sebuah perjuangan atau
gerakan tanpa dilandasi oleh teori-teori. Memang teori saja tak cukup tanpa ada
aksi nyata dalam keadaan kongrit akan tetapi inilah tugas mahasiswa sekarang
ini, yaitu mempelajari banyak teori dan berupaya mempraktekannya semampunya
“karena sebuah perjuangan pun akan sia-sia bila tidak mempunyai taktik yang
fleksibel dan prinsip yang kuat” kata Trotsky.
By: arc
Komentar
Posting Komentar