Langsung ke konten utama

UKM Jurnalistik "SINERGI"

KESINERGIAN

Mukkadimah
                Sebagai sebuah organisasi intra kampus yang bergerak didalam bidang jurnalistik, Unit Kerja Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro yang bernama ‘sinergi” haruslah mempunyai sebuah pegangan dalam setiap gerakan yang dilakukan dalam pencarian, pengolahan dan penyajian sebuah data yang akan dijadikan sebuah berita. Pentingnya sebuah pegangan atau sebut saja dasar berpijak seyogyanya ini harus disadari oleh setiap anggota atau sering disebut crew, tanpa sebuah pijakan dasar kita akan terseret pada dinamika persoalan yang terjadi yang nantinya penyampaian sebuah berita menghilang rasa objektifitasnya atau hilang kebenarannya. Perlu kita ingat bahwasannya tugas seorang jurnalis dan sebuah media adalah lidah penyambung dari kebenaran yang terselubung oleh rumput-rumput kemunafikan, kebohongan dan egosentris yang menghegemoni atau mempengaruhi. Tulisan ini dibuat agar sekiranya mampu menjadi sebuah pintu gerbang dimana seorang jurnalis kampus bahkan harus mampu menggungkap hal-hal yang besifat tabu, rahasia umum, serta peristiwa yang mendominasi untuk menjadi hal yang layak untuk diperbincangkan dan diutarakan pada khalayak ramai. Semoga dengan adanya hal ini kedepannya kita sebagai jurnalis kampus bisa mengeluarkan taring kita sebagai penyambung lidah objektifitas.

KESINERGIAN 

Sinergi lahir pada tanggal 29 Agustus 2010 bertepatan pada bulan suci Ramadhan dimana para founders sinergi pada saat itu merasakan adanya kekurangan wadah penampung untuk mahasiswa dalam berkreatifitas dan memaparkan sebuah ide-ide perubahan, maka berkumpulah sejumlah mahasiswa yang mempunyai visi yang sama yaitu menjadikan mahasiswa sebagai agent of change. Sedari sinilah muncul sebuah bulletin yang terbit setiap bulan yaitu bulletin sinergi, memang isinya belum bisa menampung seluruh aspirasi dari mahasiswa akan tetapi dari sinilah sebuah benih gagasan cemerlang ditanam. Dengan adanya media kampus tentunya kita akan lebih mengerti gejolak-gejolak yang terjadi didalam kampus serta kita bisa turut serta dalam pengawalan dana iuran yang kita berikan pada institusi, tentu tak hanya itu ada hal yang lebih mulia daripada kita memantau perputaran dana yaitu menjadikan lingkungan kampus lebih hidup dengan ide-ide besar. Dalam perjalannya sinergi menjadi primadona baru bagi mahasiswa meskipun tujuan awal dari sinergi belumlah tercapai, menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan merupakan pijakan awal dan dengan hal ini menjadi tanggung jawab pribadi kita untuk merubah sesuatu yang besar haruslah dimulai dari sesuatu yang terkecil terlebih dahulu. Setelah pondasi pertama telah tertanam yaitu satu tekad menuju perubahan yang lebih baik maka sinergi memberikan satu lagi pinjakan kita dalam menuaikan tugas mulia mahasiswa ialah itu kekeluargaan, ini sangatlah fundamental. Didalam sebuah tim kerja haruslah ada kekeluargaan yang terbangun tanpa adanya hal ini sehebat apapun karya maka karya tersebut tak akan ada nyawa, jika kita mengambil analogi seperti kisah Bandung Bondowoso yang kurang sempurna mempersembahkan candi Prambanan pada Roro Jonggrang, dia gagal total meski ada sebuah mahakarya yang tercipta. Kurang eloklah jikalau sekumpulan manusia yang berhasil membuat karya tapi didalamnya hilang sebuah soul of unity. Jadi pentinglah sebuah rasa kekeluargaan itu karena yang namanya keluarga adalah saling melindungi, saling mengingatkan dan saling peduli. Begitu indah jika kita mewujudkan dual hal ini, dalam satu hal kita sebagai mahasiswa berjuang untuk menjadi penentu masa depan bangsa dan disisi lain kita menjadi manusia social yang saling membantu dan saling mebutuhkan.

Jujur Berani Profesional (JURNAL)

Dalam sebuah organisasi pastinya ada identitas yang menonjol agar organisasi tersebut mempunyai karakter dan ciri khas dari organisasi yang lain, oleh dari itu sinergi sebagai media kampus haruslah mempunyai kejujuran dalam penyampaian sebuah berita. Selain harus berbekal dasar sebuah kejujuran, jurnalis kampus layaknya mempunyai sifat berani dalam pencarian berita supaya berita yang seharusnya diekspos tidak tertutupi oleh kkeadaan yang memang menginginkan sebuah kebenaran untuk tidak mencuat, sifat berani inilah yang nantinya akan mendongkrak ceah-celah yang jarang tersentuh oleh khalayak academia IKIP PGRI Bojonegoro. Sebagaimana mestinya sebuah media kabar pengelolaan hasil dari observasi ataupun wawancara haruslah diolah secara sistematis dan professional agar menambah kredibelitas suatu berita yang akan dibaca, sikap profesionala ini berarti kita tidak boleh mencampuradukkan urusan pribadi dalam sebuah penyusunan berita agar terjaganyanya nilai keabsahan. Dengan pedoman jurnal (Jujur, Berani, Profesional) ini kita akan belajar menjadi insan academic yang mempunyai tanggung jawab moral dan mampu memperjuangkan aspirasi serta memberikan manfaat bagi lingkungan sendiri dan lingkungan umum.
Adapun cara-cara yang professional (menurut penafsiran kode etik jurnalistik) adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.

AD/ART
Menginjak pada GBHS yang ke-3 ialah AD/ART, dimana AD/ART ini merupakan aturan-aturan tertulis yang harus kita sepakati dan taati bersama, karena AD/ART yang telah kita bahas bersama saat bertepatan rapat reorganisasi kemarin adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi landasan dasar kita menjalankan roda organisasi UKM Jurnalistik “Sinergi”.




Kode Etik Jurnalistik
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

(Jakarta, Selasa, 14 Maret 2006)

Kami atas nama organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers Indonesia:

    Aliansi Jurnalis Independen (AJI)-Abdul Manan
    Aliansi Wartawan Independen (AWI)-Alex Sutejo
    Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI)-Uni Z Lubis
    Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI)-OK. Syahyan Budiwahyu
    Asosiasi Wartawan Kota (AWK)-Dasmir Ali Malayoe
    Federasi Serikat Pewarta-Masfendi
    Gabungan Wartawan Indonesia (GWI)-Fowa'a Hia
    Himpunan Penulis dan Wartawan Indonesia (HIPWI)-RE Hermawan S
    Himpunan Insan Pers Seluruh Indonesia (HIPSI)-Syahril
    Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)-Bekti Nugroho
    Ikatan Jurnalis Penegak Harkat dan Martabat Bangsa (IJAB HAMBA)-Boyke M. Nainggolan
    Ikatan Pers dan Penulis Indonesia (IPPI)-Kasmarios SmHk
    Kesatuan Wartawan Demokrasi Indonesia (KEWADI)-M. Suprapto
    Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI)-Sakata Barus
    Komite Wartawan Indonesia (KWI)-Herman Sanggam
    Komite Nasional Wartawan Indonesia (KOMNAS-WI)-A.M. Syarifuddin
    Komite Wartawan Pelacak Profesional Indonesia (KOWAPPI)-Hans Max Kawengian
    Korp Wartawan Republik Indonesia (KOWRI)-Hasnul Amar
    Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI)-Ismed hasan Potro
    Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)-Wina Armada Sukardi
    Persatuan Wartawan Pelacak Indonesia (PEWARPI)-Andi A. Mallarangan
    Persatuan Wartawan Reaksi Cepat Pelacak Kasus (PWRCPK)-Jaja Suparja Ramli
    Persatuan Wartawan Independen Reformasi Indonesia (PWIRI)-Ramses Ramona S.
    Perkumpulan Jurnalis Nasrani Indonesia (PJNI)-Ev. Robinson Togap Siagian-
    Persatuan Wartawan Nasional Indonesia (PWNI)-Rusli
    Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat- Mahtum Mastoem
    Serikat Pers Reformasi Nasional (SEPERNAS)-Laode Hazirun
    Serikat Wartawan Indonesia (SWI)-Daniel Chandra
    Serikat Wartawan Independen Indonesia (SWII)-Gunarso Kusumodiningrat.

    Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI)-Darwin Hulalata,SH. (Disunting oleh Asnawin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amorfati tanpa ego fatum.

Berjalan menjalani kehidupan yang meliuk-liuk ini begitu melelahkan, kaki ini capek melangkah, tangan ini lelah menahan beban yang dibawa, punggung ini akankah tetap mampu menahan hantaman kehidupan, pikiran ini bergelayut terbang ke dunia angan yang tak bertepi dan tak berjurang, ingin rasanya jatuh saja kedalam lorong hitam gelap agar ku tak perlu repot dengan ini semua, hati ini berkecambuk resah gundah gulana. Gravitasi seakan semakin kuat menarik kita untuk jatuh tersungkur mencium bumi yang mulai tandus ini. Tapi apakah ini kan menjadi akhir dari dialektika panjang kehidupan yang dimulai sejak ruh   itu ditiupkan dalam rahim ibunda. Tentulah bukan, ini adalah indahnya kehidupan yang penuh nilai estetika. Hidup ini setelah jatuh bukanlah harus terus tersungkur dan menyerah tanpa harap untuk bisa bangkit lagi, karena kesucian dalam kehidupan bukanlah menyerah tanpa harap tapi bangkit lagi dengan penuh kepasrahan kepada Allah SWT dan penuh harap padaNYA hanya padaNYA.  ...

Sabrang Mowo Damar Panuluh

Semacam ada rasa canggung saat pertama kali meletakkan 10 jari ini pada keyboard, didalam pikiran terdapat banyak   sekali kata yang saling berebut untuk minta diketik pada Microsoft word, mereka saling berjubel diujung-ujung neuron (sel-sel saraf) seperti rakyat kita kala antri untuk beras murah dari pemerintah. Bahkan dari huruf yang membentuk kata, dari kata yang membentuk kalimat serta kalimat yang terangkai dalam bingkai panjang paragraph pun ada, mereka berdesak-desakan ingin keluar dari pikiran untuk ditulis dalam bentuk nyata berupa deretan huruf yang bisa dibaca. Bahkan mereka berteriak dalam imaji ku “keluarkan kami, keluarkan kami, kami bosan berada dalam pikiran mu, tolong keluarkan kami, lahirkan kami sebagai hal nyata yang bisa dibaca”, teriak salah satu kalimat dalam imaji tadi. Begitu gaduhnya pikiran ini hingga penulis yang dulunya sangat sabar dalam meredam mereka untuk keluar (karena malas nulis) akhirnya tak tahan lagi hingga terwujudlah kombi...

Sayap Kebebasan

Kebebasan mempunyai banyak makna dan arti, karena disetiap manusia mempunyai angan, persepsi, argumentasi yang berbeda yang telah terbentuk dalam diri mereka karena pengalaman yang telah mereka lalui, dari bacaan yang mereka mengerti. Disini kebebasan itu adalah sebuah karunia atau sebuah tujuan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan yang lain. Karena saat diri kita terkekang, kita harus tahu cara menikmati kekangan itu hingga akhirnya yang awalnya kekangan menjadikan jalan untuk kebebasan.  Prinsip utama dalam kebebasan adalah tahu dimana itu batasan. Menjadi manusia yang bebas tetapi tidak tahu batas juga akan merenggut kebebasan orang lain. Prinsip dasar dari kebebasan yang dibahas adalah terbebas dari diskriminasi, penyempitan pemikiran yang membuat buta akan sesuatu, doktrin yang membelenggu pikiran dan hati, keadaan dimana kita harus benar-benar mampu bertahan dalam setiap kondisi yang ada. Sayap kebebasan adalah sebuah ide untuk kita mencapai tujuan kita dengan...