Beberapa saat ini saya memikirkan tentang hakikat dari sebuah keris, apakah keris itu adalah senjata yang dibuat untuk menikam atau kah keris itu menyimpan berjuta makna yang lebih dalam lagi. Dan dalam keingin tahuan ini saya tercengangkan oleh beberapa sudut pandang yang memberikan penjelasan tentang keris itu sebagai pusaka. Dan penjelasan dari Mpu Totok Brojodiningrat membuka celah berpikir dan pola pikir saya terhadap keris. seperti yang dijelaskan berikut,
Dalam sebilah keris ada nuansa pencarian jati diri dan disana juga terletak khasanah bahasa yang begitu beragam dan kaya. Mari kembali mengenali siapa kita sebenarnya, karena saya yakin kita adalah bangasa yang kuat dan mempunyai peradaban yang begitu tinggi.
"Keris Menurut Mpu Brojoningrat dari Surakarta dalam makalahnya, menuliskan keris merupakan visualisasi dari simbol-simbol dapur/bentuk, pamor, bahan/guru bakal guru dadi dan ukuran (anatomi antara lain, sanyari, sakilan dan lain-lain). Keris adalah kaca benggala pola tatanan hidup, falsafah, hingga pemahaman ketuhanan (konsepsi Lingga Yoni). Terciptanya Keris pusaka sebagai titik temu kemanunggalan antara Yang tinemu ing nalar (sesuatu yang dapat dinalar) dan Yang tan tinemu ing nalar (sesuatu yang tidak dapat dinalar). Heneng (konsentrasi), hening (tenang), awas (waspada) dan eling (ingat). Keris merupakan perpaduan unsur material ibu bumi bopo akoso, baja, besi dan pamor (meteorid). Yang diasuh/ditempa ribuan kali hingga sampai pada tataran wesi ‘tapisane gebagan’. Diharapkan manusia juga sampai pada tataran tapisane gebagan. Mpu dalam membabar keris pusaka tansah hateteken kasukcen apepayung budi rahayu (dituntun kesucian dan dilindungi budi luhur), jumbuhing kawulo gusti (anugerah Yang Kuasa), warongko majing curigo (perlindungan dari kecurigaan), rorohing atunggil (roh Yang Maha Esa). Keris punya konsep netes, nitis dan natas. Purwo, madyo, wusono, miwiti, nengahi, mungkasi, pathet 6, pathet 9 dan pathet menyuro. Tri loka lekere kongsi. Pada besalen dalam bangunan limasan apitan, relief candi sukuh terdapat ububan/lamusan. Susuh angin ngendi nggone, tapake kuntul ngalayang, kusumo njrah ing tawang."setidaknya kita sebagai generasi muda harus menilik ini dari segala aspek dan tidak meninggalkan warisan luhur nenek moyang kita, budaya nusantara merupakan kebudayaan yang kaya daripada kebudayaan baru yang telah diciptakan oleh kapitalisme coba lihat gambar diatas (gambar diambil dari vedcmalang.com), betapa kaya bahasanya kebudayaan Jawa itu (tentunya Jawa adalah sebagai contoh dari rancaknya budaya Nusantara.)
Dalam sebilah keris ada nuansa pencarian jati diri dan disana juga terletak khasanah bahasa yang begitu beragam dan kaya. Mari kembali mengenali siapa kita sebenarnya, karena saya yakin kita adalah bangasa yang kuat dan mempunyai peradaban yang begitu tinggi.
Komentar
Posting Komentar