Langsung ke konten utama

Menanam generasi baru


Jaman yang sudah memang serba tidak karuan ini membuat kita merasa putus asa dengan keadaan yang terjadi, kita tengok birokrasi dari atas sampai jajaran paling bawah di desa-desa pun mengalami dekadensi mental yang akut dengan dimulai dengan pemudaran budaya yang selama ini diwariskan. Budaya merupakan warisan leluhur yang tercipta dari keluhuran budi nenek moyang kita, berbagai aspek kehidupan haruslah mempunyai budaya yang mengajarkan keberadaban hingga muncullah sebuah peradaban. Dengan mulai tergerusnya budaya dari jati diri bangsanya maka hilang pula “rumah” bangsa tersebut.
Jati diri sebuah bangsa sangatlah penting untuk ditemukan kembali dan disemai (lagi) agar bisa kita untuk bangkit dari kemerosotan ahlak dan pikiran di jaman yang memang benar-benar sudah tidak tahu apa itu batas. Kita digilakan dengan prinsip hidup bebas dan merdeka, akan tetapi bebas dan merdeka dari apa dulu. Banyak terjadi konotasi-konotasi yang menimbulkan sangkaan-sangkaan baru yang berakibat pada pergeseran sikap pada generasi saat ini, contoh saja kebebasan. Kebebasan begitu diagung-agungkan dan disembah bak dewa yang menyinari hidup mereka, tanpa dipahami dulu kebebasan yang seperti apa yang diharapkan.
Kita berasumsi bahwa Indonesia ini telah dijajah lebih dari 350 tahun lebih oleh bangsa lain, mungkin dari pemikiran inilah kita haus akan kebebasan dan apa-apa harus bebas tanpa batas yang akhirnya memicu banyak efek domino. Bukan berarti kita anti kebebasan tetapi sebagai generasi baru yang akan membawa perubahan 10-20 tahun mendatang alangkah bijak kita pelajari dulu makna kebebasan tadi agar kita tidak menjadi generasi yang asal-asalan dan terbawa arus yang sengaja diciptakan, kita juga tidak harus menantang arus jika kita belum benar-benar mampu melawannya karena itu merupakan tindakan bunuh diri belaka, seyogyanya kita mampu berselancar diatas arus deras yang datang ini, agar kita tidak tenggelam dan terseret kedalam pusarannya yang mengakibatkan hilangnya kepekaan dan kesadaran.
Menanam generasi baru merupkan formulasi yang harus digarangkan saat ini, dimana kita sebagai generasi penerus selain tetap dan tetap belajar guna mempersiapkan diri kedepan, kita pun harus terus menanam dan menanam bibit-bibit baru berupa pikiran, atau pun hal yang lain pada lingkungan kita supaya saat perubahan besar itu akan datang maka kita sudah mampu mempersiapkan diri dan sekitar kita untuk memperbaiki segalanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amorfati tanpa ego fatum.

Berjalan menjalani kehidupan yang meliuk-liuk ini begitu melelahkan, kaki ini capek melangkah, tangan ini lelah menahan beban yang dibawa, punggung ini akankah tetap mampu menahan hantaman kehidupan, pikiran ini bergelayut terbang ke dunia angan yang tak bertepi dan tak berjurang, ingin rasanya jatuh saja kedalam lorong hitam gelap agar ku tak perlu repot dengan ini semua, hati ini berkecambuk resah gundah gulana. Gravitasi seakan semakin kuat menarik kita untuk jatuh tersungkur mencium bumi yang mulai tandus ini. Tapi apakah ini kan menjadi akhir dari dialektika panjang kehidupan yang dimulai sejak ruh   itu ditiupkan dalam rahim ibunda. Tentulah bukan, ini adalah indahnya kehidupan yang penuh nilai estetika. Hidup ini setelah jatuh bukanlah harus terus tersungkur dan menyerah tanpa harap untuk bisa bangkit lagi, karena kesucian dalam kehidupan bukanlah menyerah tanpa harap tapi bangkit lagi dengan penuh kepasrahan kepada Allah SWT dan penuh harap padaNYA hanya padaNYA.  ...

Sabrang Mowo Damar Panuluh

Semacam ada rasa canggung saat pertama kali meletakkan 10 jari ini pada keyboard, didalam pikiran terdapat banyak   sekali kata yang saling berebut untuk minta diketik pada Microsoft word, mereka saling berjubel diujung-ujung neuron (sel-sel saraf) seperti rakyat kita kala antri untuk beras murah dari pemerintah. Bahkan dari huruf yang membentuk kata, dari kata yang membentuk kalimat serta kalimat yang terangkai dalam bingkai panjang paragraph pun ada, mereka berdesak-desakan ingin keluar dari pikiran untuk ditulis dalam bentuk nyata berupa deretan huruf yang bisa dibaca. Bahkan mereka berteriak dalam imaji ku “keluarkan kami, keluarkan kami, kami bosan berada dalam pikiran mu, tolong keluarkan kami, lahirkan kami sebagai hal nyata yang bisa dibaca”, teriak salah satu kalimat dalam imaji tadi. Begitu gaduhnya pikiran ini hingga penulis yang dulunya sangat sabar dalam meredam mereka untuk keluar (karena malas nulis) akhirnya tak tahan lagi hingga terwujudlah kombi...

Sayap Kebebasan

Kebebasan mempunyai banyak makna dan arti, karena disetiap manusia mempunyai angan, persepsi, argumentasi yang berbeda yang telah terbentuk dalam diri mereka karena pengalaman yang telah mereka lalui, dari bacaan yang mereka mengerti. Disini kebebasan itu adalah sebuah karunia atau sebuah tujuan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan yang lain. Karena saat diri kita terkekang, kita harus tahu cara menikmati kekangan itu hingga akhirnya yang awalnya kekangan menjadikan jalan untuk kebebasan.  Prinsip utama dalam kebebasan adalah tahu dimana itu batasan. Menjadi manusia yang bebas tetapi tidak tahu batas juga akan merenggut kebebasan orang lain. Prinsip dasar dari kebebasan yang dibahas adalah terbebas dari diskriminasi, penyempitan pemikiran yang membuat buta akan sesuatu, doktrin yang membelenggu pikiran dan hati, keadaan dimana kita harus benar-benar mampu bertahan dalam setiap kondisi yang ada. Sayap kebebasan adalah sebuah ide untuk kita mencapai tujuan kita dengan...