Langsung ke konten utama

Kesadaran Berorganisasi



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Penulis : ARC
    Dalam pertemuan kali ini kita akan membahas tentang nilai dari kesadaran dan apa itu berorganisasi, kalo ingin dimasukkan dalam bab sih bolehlah dikategorikan keorganisasian, karena hanya untuk mempermudah penempatan tema ini dalam silabus organsasi.
Kembali lagi pada kesadaran berorganisasi tadi, banyak yang harus dikritisi lagi dan kita harus mulai banyak bertanya serta membuat diskusi-diskusi kecil untuk menyelami organsasi itu secara komprehensif agar ketika kita sudah selesai atau purna tugas dalam organisasi kita tidak hanya menjadi organasisator saja tapi sudah pada level organisatoris. Kalo diumpamakan sih kalo organisator itu sudah menguasai ilmu organisasi dari paham apa itu Visi Misi, AD/ART, Program Kerja dan sudah mampu menyelenggarakan plus menyelesaikan beberapa kegiatan sesuai yang direncanakan ditambah lagi sudah mengerti TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi), nah kalo sudah bisa ini kelarlah sudah, kalian sudah bisa dikatakan organisator dan kalo pake level udah professional gitu lho. Tapi harus di underline dengan sangat tebal ya, organisasi itu adalah aksi nyata dari keputusan bersama bukan hanya goyang lidah serta adu argument saja waktu rapat.
     Karena kita sudah mulai mengenal organisator itu apa, tentu tidak lupa akan dibahas pula apa itu organisatoris, kalo sudah pada level ini sudah sedikit lebih berat lagi, karena tidak hanya sudah terampil dan paham seluk beluk organisasi tapi juga bisa management organisasi, bagaimana mengelolah masalah, memberikan suntikan motivasi dan mampu mengajak organasasi yang dimasukinya melaju lebih cepat atau punya power boost, tahapan untuk menjadi organisatoris itu panjang bahkan tidak ada unjungnya, penulis sendiri hanya melakukan analisa dari hipotesis-hipotesis yang ada bahkan bisa dikatakan ini merupakan dialektika panjang yang belum mencapai sebuah synthesis, penulis sendiri merasa terhegemoni oleh permasalahan ini hingga tiap saat selalu memikirkan ujungnya sampai mana, loh kog tambah curhat. Okey kita skip saja. Intinya pokonya begitulah teman-teman, organisatoris itu sebuah pencarian panjang dan kita pun tidak boleh serta merta mempercayai orang yang menyebut dirinya seorang organisatoris karena tidak ada lembaga yang bisa memberikan title tersebut pada kita ataupun orang lain.
Sudah cukup mukadimah yang penulis berikan, sekarang mari kita berpikir lagi tentang kesadaran beroganisasi tadi, kesadaran berorganisasi itu penting diresapi dan dimaknai agar saat kita memilih sebuah organsasi kita tidak salah memilih, kebanyakan dari kita belum sadar dalam memilih organsasi. Untuk mencapai kesadaran tersebut ada beberapa kiat yang bisa dilakukan, 

1. Maknai dulu nama dan tujuan organisasi tersebut.
     Sebagai seorang terpelajar kita harus berpikir bijak sedari dalam pikiran, kata seorang novelis kepada penulis. Untuk memilih organisasi maka kita harus tahu kira-kira makna nama organisasi tersebut apa, karena nama akan menunjukan siapa yang ada disana dan otomatis tujuan organisasi tersebut bisa diketahui secara tersirat. Tapi analisa ini belum cukup karena belum lengkap informasi yang kita peroleh, kita harus mencari tahu dari brosur, internet atau dari perbincangan orang yang membicarakan organisasi tersebut dan boleh kog dari mana saja asal jangan bertanya pada rumput yang bergoyang .

 2. Ikuti dan rasakan passion diri kita.
            Setelah memahami kita harus ikut dalam organisasi tersebut agar curious atau rasa ingin tahu tersebut terobati. Kemudian kita harus ngudho roso kata pepatah Jawa, maksudnya adalah membuka rasa yang ada dalam diri kita apakah ini cooocoook atau mungkin berlawan dengan rasa yang kita rasakan. Kalo passion itu semacam perwujudan rasa tadi cuma sengaja pakai Inggris saja biar kekinian. :-P 

      3. Belajarlah dari lebah, nyamuk dan semut.
     Kalau kita membaca itu tidak hanya dari buku saja dong pastinya perintah Iqro’ atau bacalah itu panjang dikali lebar dan sangat luas tentunya, kita pun harus mampu membaca dari setiap ciptaan yang ada di dunia ini. Untuk bahasan kali ini mari kita belajar dari lebah, nyamuk dan semut.
Kita harus seperti lebah dalam mencari ilmu didalam organisasi, lebah mengambil nectar bunga dan sekaligus membatu bunga tersebut untuk penyerbukan dari serbuk bunga ke putik bunga. Begitu pula dengan kita yang ikut dalam organisasi, setelah kita menghisap manis ilmu pengetahuan dari organisasi tersebut seetisnya kita juga harus bisa memberikan apa yang kita mampu berikan kepada organisasi yang kita tempati.
    Selanjutnya kita pun harus berguru pada nyamuk, iya nyamuk. Memang nyamuk itu terlihat seperti mahluk yang mengganggu tetapi saat kita mau berjuang contohlah nyamuk. Untuk bisa berkembang biak nyamuk menghisap darah yang kaya akan asam amino yang berguna bagi mereka untuk bertelur, lihat perjuangan nyamuk. Mereka berjuang hingga nyawa mereka menjadi taruhan untuk mencapai tujuannya. Saat mereka gagal menggigit wajah, mereka beralih ke leher, gagal lagi mereka ganti ke tangan dan seterusnya sampai tujuan mereka tercapai.
     Dan yang terakhir bekerjasamalah layaknya semut, benar ukuran mereka kecil tapi saat sudah bekerja sama beban sebesar apapun bisa mereka lalui dengan mudah karena mereka berkerjasama, dalam bekerjasama pun mereka tidak ada yang berkelahi satu sama lain apa ada pernah melihat semut berkelahi?? Kalau pernah mungkin itu semutnya sedang lapar. :v
mereka kompak karena mereka sadar akan sesuatu, yaitu bagaimana caranya tujuan mereka tercapai secara lancar dan sukses.

Sekian untuk pertemuan kali ini, semoga bisa menjadi manfaat untuk kita semua. Salam Literasi Semangat edukasi. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amorfati tanpa ego fatum.

Berjalan menjalani kehidupan yang meliuk-liuk ini begitu melelahkan, kaki ini capek melangkah, tangan ini lelah menahan beban yang dibawa, punggung ini akankah tetap mampu menahan hantaman kehidupan, pikiran ini bergelayut terbang ke dunia angan yang tak bertepi dan tak berjurang, ingin rasanya jatuh saja kedalam lorong hitam gelap agar ku tak perlu repot dengan ini semua, hati ini berkecambuk resah gundah gulana. Gravitasi seakan semakin kuat menarik kita untuk jatuh tersungkur mencium bumi yang mulai tandus ini. Tapi apakah ini kan menjadi akhir dari dialektika panjang kehidupan yang dimulai sejak ruh   itu ditiupkan dalam rahim ibunda. Tentulah bukan, ini adalah indahnya kehidupan yang penuh nilai estetika. Hidup ini setelah jatuh bukanlah harus terus tersungkur dan menyerah tanpa harap untuk bisa bangkit lagi, karena kesucian dalam kehidupan bukanlah menyerah tanpa harap tapi bangkit lagi dengan penuh kepasrahan kepada Allah SWT dan penuh harap padaNYA hanya padaNYA.  ...

Sabrang Mowo Damar Panuluh

Semacam ada rasa canggung saat pertama kali meletakkan 10 jari ini pada keyboard, didalam pikiran terdapat banyak   sekali kata yang saling berebut untuk minta diketik pada Microsoft word, mereka saling berjubel diujung-ujung neuron (sel-sel saraf) seperti rakyat kita kala antri untuk beras murah dari pemerintah. Bahkan dari huruf yang membentuk kata, dari kata yang membentuk kalimat serta kalimat yang terangkai dalam bingkai panjang paragraph pun ada, mereka berdesak-desakan ingin keluar dari pikiran untuk ditulis dalam bentuk nyata berupa deretan huruf yang bisa dibaca. Bahkan mereka berteriak dalam imaji ku “keluarkan kami, keluarkan kami, kami bosan berada dalam pikiran mu, tolong keluarkan kami, lahirkan kami sebagai hal nyata yang bisa dibaca”, teriak salah satu kalimat dalam imaji tadi. Begitu gaduhnya pikiran ini hingga penulis yang dulunya sangat sabar dalam meredam mereka untuk keluar (karena malas nulis) akhirnya tak tahan lagi hingga terwujudlah kombi...

Sayap Kebebasan

Kebebasan mempunyai banyak makna dan arti, karena disetiap manusia mempunyai angan, persepsi, argumentasi yang berbeda yang telah terbentuk dalam diri mereka karena pengalaman yang telah mereka lalui, dari bacaan yang mereka mengerti. Disini kebebasan itu adalah sebuah karunia atau sebuah tujuan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan yang lain. Karena saat diri kita terkekang, kita harus tahu cara menikmati kekangan itu hingga akhirnya yang awalnya kekangan menjadikan jalan untuk kebebasan.  Prinsip utama dalam kebebasan adalah tahu dimana itu batasan. Menjadi manusia yang bebas tetapi tidak tahu batas juga akan merenggut kebebasan orang lain. Prinsip dasar dari kebebasan yang dibahas adalah terbebas dari diskriminasi, penyempitan pemikiran yang membuat buta akan sesuatu, doktrin yang membelenggu pikiran dan hati, keadaan dimana kita harus benar-benar mampu bertahan dalam setiap kondisi yang ada. Sayap kebebasan adalah sebuah ide untuk kita mencapai tujuan kita dengan...