Langsung ke konten utama

Seni Memimpin Filsuf Jawa.

Pada kesempatan kali ini ada gagasan yang kiranya perlu untuk ditulis, dalam memimpin sering kita menggunakan ajaran yang diadopsi dari barat yang bukan akar dari bangsa kita sendiri. Sebagai bagian dari bangsa yang besar ini, saya sebagai orang Jawa harus terus menjaga pemikiran-pemikiran dari leluhur, begitu pun jikalau saya tidak terlahir sebagai orang Jawa, saya harus tetap menjaga nilai leluhur yang dianugerahkan, jika saya terlahir di Aceh maka akan saya jaga pemikiran dari leluhur saya, begitupun jikalau saya terlahir sebagai bangsa Batak, Melayu, Bugis, Bali, Papua, dan semua yang ada didalam teritori kedamaian Nusantara karena NKRI merupakan harga yang tidak pernah bisa dibeli. Kembali lagi pada pembahasan memimpin, hal ini merupakan seni yang selalu kita pelajari setiap hari, minimal setiap manusia itu mampu memimpin dirinya sendiri tapi ini jarang disadari.

Karena saat kita mulai menggali budaya yang terpendam maka kita akan menemukan sebuah kekaguman akan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, bahkan founding father mengatakan pada pidatonya sebelum Pancasila benar-benar patenkan sebagai falsafah bangsa, Bung Karno dengan tegas mengatakan rumusan-rumusan Pancasila beliau gali dari peninggalan leluhur kita. Maka dari itu pada tulisan dibuat agar setidaknya saya tidak lupa akan pemikiran-pemikiran leluhur bangsa.

Didalam Seni Memimpin harus kita pahami dulu posisi kita ada dimana, apakah kita ada sedang berposisi didepan, tengah dan atau belakang. Tentunya kita harus sadar benar akan hal ini, karena memimpin itu tidak harus berada pada barisan paling depan. ING MADYO SING TULODHO, ING NGARSO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI. CMIIW. Falsafah yang terkenal ini jarang sekali dijadikan rujukan-rujukan saat pemberian materi leadership setahu apa yang saya tahu. Banyak pemikiran barat yang sering dijadikan acuan, seperti kutipan-kutipan Buku dari John C. Maxwell dengan "Leadership is Influence",  Trait Theory dari Keith Davis, Ralph Stogdill penulis buku "Handbook of leadership", dan banyak lagi pemikiran barat yang digunakan dalam kepemimpinan. Saya tidak mengatakan mereka tidak boleh dipelajari bahkan kita pun harus tahu guna sebagai asupan referensi, akan tetapi seyogyanya kita juga harus menggali lebih dalam lagi pemikiran dari pendahulu kita dulu. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

Dalam falsafah kepemimpinan yang dicetus kan oleh Ki Hajar Dewantoro ini mengandung kesadaran dalam posisi memimpin pun beserta tugas dan apa yang harus dilakukan seorang pemimpin. 
Ing Madyo Sing Tulodho merupakan arti saat kita berada ada didepan diharuskan kita memberikan contoh sebagai suri tauladan yang baik dan bisa dijadikan prototipe untuk stimulus didalam membentuk karakter.
Ing Ngarso Mangun Karso kala kita berada pada posisi ditengah kita harus bisa membangun niat, semangat, keinginan atau bahasa anak sekarang passion. Dengan bisa membangun semangat ini akan membakar gairah dalam sebuah organisasi yang akan lebih mudah mewujudkan cita-cita sebuah organisasi. 
Tut Wuri Handayani sering kita dengan dan melihat saat kita sekolah dulu, terasa begitu familier dengan kehidupan kita, dalam Tut Wuri Handayani ini saat seorang pemimpin dalam posisi dibelakang dia harus mendorong dan terus memberikan stimulus-stimulus agar yang didorong bergerak dan bisa mencapai tujuan awalnya sehingga tidak mogok ditengah jalan. 

Demikian lah beberapa kata yang bisa saya rangkai sebagai wacana dan sedikit bahan untuk bertanya lagi pada diri kita, sekarang berada dimanakah kita didalam memimpin, karena memimpin itu tidak harus kita berorganisasi karena memimpin bisa dilakukan dimanapun ketika kita menjalani kehidupan ini. Semoga menjadi manfaat untuk kita semua. 

 http://img10.deviantart.net/68a3/i/2015/126/0/c/ki_hajar_dewantara_by_amartworkid-d8sexqv.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amorfati tanpa ego fatum.

Berjalan menjalani kehidupan yang meliuk-liuk ini begitu melelahkan, kaki ini capek melangkah, tangan ini lelah menahan beban yang dibawa, punggung ini akankah tetap mampu menahan hantaman kehidupan, pikiran ini bergelayut terbang ke dunia angan yang tak bertepi dan tak berjurang, ingin rasanya jatuh saja kedalam lorong hitam gelap agar ku tak perlu repot dengan ini semua, hati ini berkecambuk resah gundah gulana. Gravitasi seakan semakin kuat menarik kita untuk jatuh tersungkur mencium bumi yang mulai tandus ini. Tapi apakah ini kan menjadi akhir dari dialektika panjang kehidupan yang dimulai sejak ruh   itu ditiupkan dalam rahim ibunda. Tentulah bukan, ini adalah indahnya kehidupan yang penuh nilai estetika. Hidup ini setelah jatuh bukanlah harus terus tersungkur dan menyerah tanpa harap untuk bisa bangkit lagi, karena kesucian dalam kehidupan bukanlah menyerah tanpa harap tapi bangkit lagi dengan penuh kepasrahan kepada Allah SWT dan penuh harap padaNYA hanya padaNYA.  ...

Sabrang Mowo Damar Panuluh

Semacam ada rasa canggung saat pertama kali meletakkan 10 jari ini pada keyboard, didalam pikiran terdapat banyak   sekali kata yang saling berebut untuk minta diketik pada Microsoft word, mereka saling berjubel diujung-ujung neuron (sel-sel saraf) seperti rakyat kita kala antri untuk beras murah dari pemerintah. Bahkan dari huruf yang membentuk kata, dari kata yang membentuk kalimat serta kalimat yang terangkai dalam bingkai panjang paragraph pun ada, mereka berdesak-desakan ingin keluar dari pikiran untuk ditulis dalam bentuk nyata berupa deretan huruf yang bisa dibaca. Bahkan mereka berteriak dalam imaji ku “keluarkan kami, keluarkan kami, kami bosan berada dalam pikiran mu, tolong keluarkan kami, lahirkan kami sebagai hal nyata yang bisa dibaca”, teriak salah satu kalimat dalam imaji tadi. Begitu gaduhnya pikiran ini hingga penulis yang dulunya sangat sabar dalam meredam mereka untuk keluar (karena malas nulis) akhirnya tak tahan lagi hingga terwujudlah kombi...

Sayap Kebebasan

Kebebasan mempunyai banyak makna dan arti, karena disetiap manusia mempunyai angan, persepsi, argumentasi yang berbeda yang telah terbentuk dalam diri mereka karena pengalaman yang telah mereka lalui, dari bacaan yang mereka mengerti. Disini kebebasan itu adalah sebuah karunia atau sebuah tujuan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan yang lain. Karena saat diri kita terkekang, kita harus tahu cara menikmati kekangan itu hingga akhirnya yang awalnya kekangan menjadikan jalan untuk kebebasan.  Prinsip utama dalam kebebasan adalah tahu dimana itu batasan. Menjadi manusia yang bebas tetapi tidak tahu batas juga akan merenggut kebebasan orang lain. Prinsip dasar dari kebebasan yang dibahas adalah terbebas dari diskriminasi, penyempitan pemikiran yang membuat buta akan sesuatu, doktrin yang membelenggu pikiran dan hati, keadaan dimana kita harus benar-benar mampu bertahan dalam setiap kondisi yang ada. Sayap kebebasan adalah sebuah ide untuk kita mencapai tujuan kita dengan...