Malam ini bulan sedang dikelilingi mendung yang tak begitu tebal, seolah mereka menari disekelilingnya. Angin malam mulai menusuk daging, membawa jutaan duka yang lalu merasuk dalam kalbu. Ditinggal Bapak adalah sebuah rasa selain cinta yang tidak bisa didefiniskan dalam sebuah kata. Beliau teman ku, guru ku, motivator ku, semangat ku, lentera yang selalu menyinari jalan saat aku tersandung dan jatuh. Bapak ada untuk ku kala dunia seakan mempermalukan ku, seakan dunia mencemooh ku, membully ku dan seakan ingin mengoyak jiwa raga ini dalam kehampaan hidup. Beliau selalu bisa memperbaiki jiwa, semangat, dan pikiran ku. Hingga akhirnya dia harus pulang, meninggalkan diri ini. Aku seolah seperti manusia kuat, menahan tangis selama kepergian mu beberapa hari ini. Tapi malam ini bapak, aku sangat kangen sampean bapak. Ingin ku merasakan engkau elus kepala ku, engkau do'a kan anak mu ini. Dalam sabar mu aku hangat, tapi aku juga sadar tidak semua orang akan merasakan ini, dan aku pun tak harus kecewa. Karena rasa ini adalah hadiah dari sang pencipta. Rasa ini adalah yang bisa menjadikan ku seperti manusia lagi, rasa ini adalah anugerah. Meski tetes air mata membanjiri lemak pada pipi, meski lendir-lendir basah menutupi lubang hidung kanan kiri, perasaan yang tak menentu akan kepergian mu tak ada satu pun yang akan tahu.
Engkau berikan jiwa raga mu untuk anak-anak mu dan keluarga mu. Entah mengapa malam ini aku sungguh cengeng, sangat merindu mu. Sangat ingin berjumpa dengan mu lagi, mungkin orang lain menganggap ku lemah, tapi tidak apa. Karena aku hanya manusia. Mereka tidak tahu betapa aku merindu mu, betapa aku sedih dan menderita. Bapak, semoga engkau selalu mendapatkan ampunan. Maaf kan aku bapak karena cengeng ku, 27 agustus nanti aku 31 tahun. Dan aku sebenarnya sangat membutuhkan mu. Mungkin hari ini aku akan lepaskan semua sedih dan perih ku, cukup aku dan diri ku yang tahu. Bapaak I love you.
Semoga husnul khotimah,
BalasHapusAamiin yaa robbal alamin 🤲
Hapus