Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

Menjadikan membaca sebagai endemi.

Membaca hari ini adalah tantangan yang harus dihadapi, dahulu peramu berdirinya Bangsa Indonesia merupakan manusia-manusia yang gemar membaca sehingga membaca adalah hal yang biasa. Hingga akhirnya embrio perjuangan bangsa ini dimulai dari kesadaran universal yang bernama kemerdekaan.  Lantas kemerdekaan itu menjadi konsep yang diperjuangkan dari mana? Tentunya dari banyaknya buku yang dibaca hingga terjadi sebuah tipping point untuk merealisasikan kemerdekaan.  Membaca merupakan senjata bagi otak kita untuk memenuhi amunisi, dimana banyak kosakata yang masuk, pengetahuan baru yang datang dan akhirnya dikelola oleh otak kita sehingga menjadi sebuah konsepsi yang sejalan dengan teori dan praktek.  Sudahkan kita membaca hari ini? 

Hidup bukanlah sekedar hidup, tapi hidup merupakan pemaknaan untuk apa kita hidup.

Dan dari mana harus ku mulai.  Disatu  saat kamu merindukan kebersamaan dengan orang-orang yang dulu menangisi waktu mu, tapi yang kamu dapatkan adalah kenyataan yang pahit. Yaitu dia atau mereka mungkin sudah tidak seperti dulu lagi.  Nostalgia merupakan peristiwa yang selalu dirindukan, dihayati dan dirasakan karena ingin mengalami masa lampau yang telah pergi.  Kadang kamu butuh segerombolan atau beberapa kelompok orang untuk sharing bersama, tapi kamu tidak mendapatkan itu.  Dunia selalu berubah, tidak ada yang benar-benar statis. Meskipun itu batu yang terletak dipinggir rumah, dia juga mengalami perubahan secara morfologi.  Satu hal yang aku pahami, tugas ku hari ini bukan untuk merayakan ataupun euforia. Tugas ku hari ini adalah menjaga, merawat, mengasihi apa-apa yang telah Allah SWT amanahkan.  Meski getir kenyataan selalu menghantui, tapi obat yang pahit untuk membuat lebih tangguh adalah menerima kenyataan yang ada sebagai suratan takdir Ill...

Media Sosial Mengurung Kebebasan Kita

Tidak bisa dipungkiri media sosial adalah alam lain yang kita setiap saat kunjungi dan hidup serta membuat kehidupan maya didalamnya. Dengan berbagai macam fitur yang ditawarkan, kita seperti dimanjakan atau lebih tepatnya di"nina bobo"kan didalam platform tersebut. Apalagi saat ini alogaritma dari media sosial (medsos) ini akan selalu menghubungkan apa yang sedang kita cari, gemari, nikmati, dan yang sering kita kunjungi. Contohnya kuliner, saat kita beberapa kali mencari tema kuliner maka sepanjang tangan kita scroll layar smartphone kita, maka akan ada info tentang makanan. Seperti inilah kenyataannya, ini sangat menyenangkan tapi juga mengerikan. Karena tujuan utama medsos ini dibuat adalah bagaimana caranya agar users berlama-lama dalam menggunakan platform tersebut. Mulai dari membuat coretan dididing, mencuitkan sesuatu, hingga berevolusi yang dulunya tulisan, dengan gambar plus caption menjadi video singkat. This is fantastic!!! Semakin lama semakin kita diarahkan u...

Kosongkan Wadah Kita untuk Menerima Kemungkinan-kemungkinan yang Baru

Tahun Baru Islam yang ke 1444 ini merupakan refleksi Baru bagi kita dalam menjalani hidup. Karena setiap pergantian tahun tentun bisa dijadikan kalibrasi kehidupan. Yang saya maknai dari tahun ketahun selalu berubah dan sangat dinamis, hampir-hampir saya tidak bisa menentukan apa yang harus disimpulkan. Begitu dinamisnya proses yang terjadi, begitu cepat transformasi yang berjalan. Banyak peristiwa merupakan tatanan sosial, ekonomi, gaya hidup dan pasti akan membentuk habit baru. Didalam ketidakpastian ada satu hal yang benar-benar menjadi inspirasi, yaitu mengosongkan kembali wadah kita untuk menerima kemungkinan-kemungkinan yang baru. Kita tidak boleh merasa sudah cukup dengan apa yang dicapai, harus selalu diingat kehidupan ini dinamis, tak ubahnya seperti getaran yang selalu bergerak maju.  Semakin kesini semakin harus bisa jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkaget-kaget dan jangan mudah manja. Pepatah Jawa mengatakan Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Oj...

Dari Desa Merawat Peradaban Bangsa

Meniatkan sebuah niat yang terkumpul dalam ide yang mengaung didalam kepala, ada idealistik yang harus dikeluarkan dalam sebuah karya.  Karena semangat yang dipendam bisa menjadi angin topan dalam pemikiran, meluluh lantahkan tujuan karena tidak tersalurkan.  Tidak harus menunggu momentum, karena aku sadar momentum itu bisa diciptakan.  Dari Desa Merawat Peradaban Bangsa.  Iya, ini hanyalah sebuah tagline yang akan ku gunakan, muluk-muluk atau berlebihan dipandang orang tidak menjadi soal. Karena aku adalah aku, yang tidak mau mencampuri pandangan orang atas diriku, karena suatu saat aku yakin, saat kesadaran kita sama mama pikiran kita bisa menyatu.